"Awak percaya ke jodoh tu Allah tentukan?"
Aku bertanya dengan nada serius, mahu ku tahu sejauh mana keseriusan dirinya dalam memikirkan soal jodoh.
"Saya yakin jodoh tu Allah yang tentukan."
Dia berkata serius. Dari raut wajah dia, aku nampak, dia memang yakin dengan apa yang diperkatakan...
"Awak pernah terfikir kalau jodoh awak bukan dengan dia?"
Laju dia memandangku. Tepat.
"Jodohkan Allah yang tentukan, masa depan kita tak tahu."
Dia geleng kepala.
"Saya tak pernah terfikir dia bukan jodoh saya."
Dia menjawab perlahan sambil wajahnya menunduk...
"Jadi, sejauh mana awak yakin jodoh itu Allah yang tentukan."
Aku bertanya perlahan, namun cukup dalam.
Dia tidak lagi mampu mengangkat wajah memandangku.
"Andai benar dia jodoh awak, pasti walau tak pernah bertemu...walau tanpa sepatah bicara apatah lagi keluar berdua, dia tetap jodoh awak dan awak tetap akan bersama dia..."
Dia menangguk. Mula mengerti maksudku....
"Cuba semak balik, sejauh mana kita letakkan kebergantungan hanya pada Allah..."
aku menambah lagi...
Saat dia melangkah keluar dari ruang kerjaku, masih terngiang-ngiang kata2ku sendiri....
"....sejauh mana kita letakkan kebergantungan hanya pada Allah..."
Berulang2 kata2 itu menusuk hati.
Allah... sejauh mana kebergantunganku padaMu...
Dalam setiap pekerjaanku...
Dalam setiap kehidupanku...
Dalam setiap hari2 yang aku lalui...
Menyerahkan soal hidup dan matiku padaMu...
Allah...
kerdilnya aku!
Hari itu, sekali lagi aku diberi peluang untuk memuhasabah diri melalui klien ku...
setiap sesi, adalah sesi pembelajaran yang perlu aku pelajari tentang kehidupan..
kehidupan mereka...
kehidupanku...
seronokkan jadi kaunselor?
walaupun I'm not a good counselor for myself...
Allah... nikmat mana lagi yang ingin aku dustakan?
nur insan
taman idaman kasih
02.02.16 (09.08pm)
No comments:
Post a Comment